JAKARTA, Satu Net – ILUNI UI Movie Award Competition (IMAC) kembali hadir pada 2025 untuk mempromosikan kreativitas sineas muda Indonesia melalui film. Program dari Creative Industry Hub ILUNI UI (CIHUI) ini memasuki tahun keduanya dengan tema Green Diffraction, mengusung pesan penghijauan dan aksi nyata menuju pembangunan berkelanjutan.
“IMAC 2025 memiliki tujuan besar, yakni membuka ruang diskusi dan kritik film, serta memberikan perspektif terhadap permasalahan sosial melalui medium ini,” ujar Sri Bandoro, Festival Director IMAC 2025, Kamis (14/11).
Acara IMAC 2025 terdiri dari empat rangkaian utama: Roadshow, IMAC Film Camp, IMAC Film Competition, dan puncaknya, IMAC Film Festival di Taman Ismail Marzuki pada Hari Film Nasional.
Roadshow perdana digelar di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan menggandeng UI Film Festival. Dalam acara ini, sejumlah film pendek seperti Ojek Lusi, Mother of the Sea, Laut Masih Memakan Daratan, dan Rusa Jantan yang Kehilangan Tanduknya ditayangkan, disusul diskusi ringan bersama pelajar, mahasiswa, dan masyarakat.
Salah satu narasumber, Erina Adeline Tandian, Dosen Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, mengungkapkan pentingnya film sebagai medium penyampaian isu sosial. “Final statement sutradara bisa dilihat dari ending sebuah film,” katanya.
Kinanthi Laras, produser film Mother of the Sea, menambahkan bahwa film tidak hanya berbicara melalui visual, tetapi juga elemen suara dan musik. “Film bisa menjadi ruang menyampaikan keresahan lingkungan dan sosial kepada masyarakat,” ujarnya.
IMAC 2025 diharapkan menjadi wadah para sineas muda mengekspresikan gagasan mereka terkait keberlanjutan dan penghijauan. “Kami mengajak teman-teman untuk belajar lebih dalam di IMAC Film Camp 2025,” ajak Ryan, Program Director IMAC.
Informasi lengkap tentang IMAC 2025 dapat diakses melalui Instagram @imac.filmfest atau situs web www.imac-filmfest.com/filmcamp.