SatuNet.co,Depok – Ketua DPRD Depok Ade Supriatna terkait pemanfaatan lahan eks atau bekas SDN Pondok Cina 1 untuk dibangun masjid sudah tepat karena sesuai rencana Pemkot Depok beberapa waktu lalu,” tegas Dewan Penasehat Keluarga Besar Bang Imam (KKBI) Depok Agus Sutondo, didampingi Haji Novli pendukung paslon 01, Selasa (22/10/2024).
Tidak ada yang salah dan melanggar apalagi dalam pernyataan Ketua DPRD Depok tersebut, karena kawasan Jalan Margonda Raya memang tidak boleh lagi digunakan sarana pendidikan dan keramaian lain ini untuk keselamatan serta kelancaran arus lalu lintas di sepanjang jalan utama tersebut.
Masih kata Agus, adanya pernyataan usulan bekas lahan seharusnya dijadikan sarana pendidikan oleh politis PDIP Ikravani Hilman karena sampai sekarang belum ada pembangunan.
Bahkan sampai menyebutkan Ketua DPRD Ade Supriatna harus ‘memeriksakan otaknya’, jelas ini sangat keterlaluan, melecehkan dan kurang etis.
“Ade Supriatna Ketua DPRD Depok yang mewakili 2 juta warga Depok. Sedangkan politisi PDIP Ikra sama sekali tidak lolos menjadi anggota dewan periode 2024-2029 dan terkesan hanya cari panggung saja,” ujarnya.
Dikatakan Haji Novly, pernyataan Ikra hanya cari sensasi saja karena selama ini tidak pernah turun ke warga, dan hanya ingin mendapatkan perhatian agar terlihat bekerja kepada tim pemenangan paslon nomor urut 2 di Pilkada Depok 2024.
Novli menyebutkan, bahwa Ikra sebagai politisi tak memiliki adab.
“Karena, pernyataan Ikra yang menyebut Ketua DPRD harus memeriksakan otaknya, itu dianggapnya sebagai sebuah penghinaan. Namun, dirinya meyakini Ketua DPRD Depok tidak akan merespons pernyataan Ikra, karena, levelnya jauh berbeda,” ucap Novli.
Novli menyinggung, bahwa dengan cara-cara ikra yang seperti itulah yang membuat Ikra gagal kembali menjadi anggota dewan meskipun berstatus incumbent atau petahana.
“Jadi, di nilai level intelektual yang jauh berbeda pastinya tidak akan membuat Ketua DPRD terpancing. Kalau mau, cukup lawan saya saja incumbent gagal seperti itu mah. Saya juga yakin narasi membabi butanya itu ada kaitannya dengan kegagalannya pada Pileg kemarin,” tandas Novli.
Novli menegaskan, bahwa nama Ikra sempat ramai ramai diperbincangkan karena berani mengatakan Ketua DPRD Kota Depok, “Jadi, itu dinilai sebuah penghinaan. Bahkan nama itu juga yang berani menyebut Wali Kota Depok dengan sebutan sinting. Sungguh tidak patut ditiru,” tegasnya.
“Apalagi pernyataan Ikra tidak hanya menolak pembangunan masjid di Jalan Margonda Raya saja, tapi juga menyebutkan Wali Kota Depok ‘sinting’, jelas itu keterlaluan,” tuturnya